Ruth, Teman Yang Setia (Kitab Ruth)
Namanya Ruth yang dipercaya kependekan dari nama
"retut" yang artinya teman yang menyenangkan. Dia adalah menantu dari
Naomi. Naomi yang seorang janda pergi ke Moab bersama keluarganya karena
kelaparan, namun kembali ke Yerusalem setelah kematian semua anaknya dan juga
suaminya. Dia memberitahu teman-teman lamanya, "Janganlah sebutkan aku
Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang
pahit kepadaku." Yang Naomi lewatkan adalah hadiah indah yang Tuhan
berikan kepadanya: Ruth. Naomi telah melepaskan kedua menantunya untuk kembali
ke keluarganya masing-masing, namun Ruth menyatakan, "bangsamulah bangsaku
dan Allahmulah Allahku;"
Beruntung Ruth bertemu Boaz, seorang kerabat dari
suami Naomi. Ruth dan Boas akhirnya bersama, mereka memiliki putra bernama
Obed, kakek Daud. Setelah itu Ruth menghilang dari cerita, untuk kemudian
dikenang dalam Matius sebagai garis keturunan Yesus Kristus.
Ruth bukan
dari bangsa yang disebut umat pilihan namun Ruth berani menyatakan imannya.
Iman memang adalah anugerah tapi keluarga Naomi nampaknya mampu menjadi terang
di negeri bangsa kafir yaitu Moab
sehingga Ruth dapat melihat Allah hadir dalam kehidupan keluarga ini. Dan yang
lebih luar biasa adalah bahwa Ruth berani mengambil keputusan untuk mengikut
Naomi karena dia yakin dengan bersama Naomi, dia akan bisa menjalani hidup
bersama Allah keluarga Naomi dan dengan yakin disebutnya “Allahku”. Pelaaran
terpenting yang dapat kita temukan dari kisah Ruth dan Naomi adalah bahwa
ketulusan cinta dan kesetiaan iman akan membawa kita kepada sebuah rencana
Ilahi yang lebih daripada apa yang kita pikirkan dan kita harapkan.
Batsyeba, Dari Hawa Nafsu Menjadi Ibu
Seorang Raja
Si cantik Batsyeba, istri Uria membuat raja Israel
tidak bisa menahan godaan matanya jatuh dalam sebuah rencana jahat. Negara saat
itu sedang perang, Daud seharusnya bersama para prajuritnya di medan perang, tetapi raja
memilih menyendiri di istananya. Dia tanpa ragu mengambil istri orang, dan
Batsyeba tanpa ragu mendtangi rajanya. Namun konsekuensinya harus diterima,
Batsyeba hamil dan akhirnya David membuat prajuritnya sendiri terbunuh. Nabi
Nathan menyampaikan penghakiman atas sang raja. "Oleh sebab itu, pedang
tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya."
Tetapi
Tuhan berbelas kasihan pada pasangan ini. Sekalipun keduanya terus mengalami
pencobaan, Tuhan memberkati mereka dengan memberikan Salomo. Batsyeba akhirnya
dikenal bukan karena tindakannya yang salah di awal kisah hidupnya, namun juga
sebagai ibu suri. Dia mengajarkan kepada kita bahwa masih ada kasih karunia
bagi orang berdosa yang mau bertobat dan mau memulai hidup baru di dalam Tuhan.
Untuk setiap rasa sakitnya Tuhan menyediakan penghiburan.
Ester, Ratu Yang Berani dan Bijaksana
(Kitab Ester)
Ester hanyalah seorang anak yatim piatu dan
dibesarkan oleh pamannya, Mordekai, hingga akhirnya dia ditakdirkan untuk
menjadi bangsawan. Menyembunyikan identitasnya sebagai seorang Yahudi, Ester
mengikuti kontes menjadi selir raja, dan menjalani spa selama setahun dan juga
perawatan lainnya. Raja itu memang tidak terlihat pintar, namun ia tahu cara
memilih seorang ratu. Raja akhirnya memahkotai Ester dengan mahkota. Hal ini
baik bagi Ester hingga suatu hari Mordekai mengalami sesuatu. Mordekai memaksa
Ester keluar dari zona amannya dan melakukan tindakan. Raja dipengaruhi oleh
penasihatnya yang jahat, Haman untuk melakukan pembunuhan masal atas orang
Yahudi. Mordekai meminta Ester untuk bertindak, sekalipun itu bisa berarti
kematian bagi Ester sendiri. Tapi Ester tahu jati dirinya, dia berkata,
"kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati." Akhirnya, hikmatnya
menyelamatkan bangsanya.
Ester mengingatkan kita untuk
tidak membatasi diri kita dalam kenyamanan yang ada. Satu tahun masa karantina
untuk bersiap menghadap raja bukanlah waktu-waktu yang mudah bagi seluruh kontestan
kontes pemilihan permaisuri raja termasuk bagi seorang Ester muda. Tapi kita
bisa melihat Ester bahkan dapat menjadi kesayangan para sida-sida raja penjaga
perempuan di Harem(tempat para selir raja) dan pada akhirnya mendapatkan kasih saying
yang lebih dari raja sendiri. Dalam Alkitab tidak pernah disebutkan bahwa Ester
adalah wanita tercantik maka kita bisa melihat ini bukanlah masalah fisik namun
ada sesuatu dalam diri Ester yang menawan dan menimbulkan kasih sayang dari setiap
orang yang melihatnya. Kita bisa melihat bahwa Ester bisa menjaga dirinya
sebagai seorang wanita yang bisa menjaga integritasnya di tengah-tengah situasi
yang serba tidak pasti dan bukan tidak mungkin banyak intrik-intrik diantara
para kontestan untuk bersaing merebut perhatian raja.
Bukan hanya itu, sekalipun Ester
telah menjadi seorang permaisuri raja namun dia berani meninggalkan zona
nyamannya dan berani memperjuangkan nasib kaum kita sekalipun harus
mempertaruhkan nyawanya sendiri. Kepedulian seorang Ester menggambarkan
perjuangan sejati yaitu sebuah keberanian apapun resikonya.
Maria, Ibu Yesus (Lukas 1:26-38, 1:39-56,
2:1-7, 2:21-38, 2:41-52, 4:16-30, 8:19-21)
Banyak orang mengatakan telah menerima Yesus
secara pribadi, namun tidak seorangpun menerima-Nya lebih pribadi daripada
Maria, ibu-Nya. Dia benar-benar mengalami, Immanuel, Tuhan bersama kita. Firman
Tuhan mengatakan bagaimana sebagai seorang perawan ita ditunangkan dengan Yusuf
si tukang kayu. Kemudian Maria menerima anugrah khusus, "Sesungguhnya
engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah
engkau menamai Dia Yesus.Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang
Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa
leluhur-Nya." Yang mengesankan bukan tentang kunjungan malaikatnya, tapi
bagaimana Maria berkata, "ya."
Maria
adalah murid Yesus yang pertama. Dia harus percaya pada-Nya sebelum orang lain.
Imannya pada Yesus adalah hasil dari tindakan yang tidak biasa. Itu adalah
anugrah. Apa yang dia ajarkan adalah kita harus melepaskan gagasan bahwa iman
itu hasil kerja keras kita. Anugrah Tuhan dalam hidup kita adalah iman, yang
mengerjakan dalam kita segala pekerjaan baik yang telah Tuhan rancangkan sejak
bumi belum dijadikan.
Wanita Samaria di Depan Sumur (Yohanes
4:1-30)
Seperti Yesus, wanita Samaria itu datang ke sumur karena haus.
Yesus ingin memuaskan rasa dahaga-Nya; demikian juga wanita tersebut.
Tapi dibalik semua itu, ada cerita lain yang lebih bermakna. Yesus haus akan
jiwa-jiwa, wanita ini haus akan cinta. "Beri aku minum," demikian
pinta Yesus, sebuah skandal; Orang Yahudi saat itu tidak boleh bicara dengan
orang Samaria
yang najis. Ketika wanita itu mempertanyakan hal ini, Yesus menjawab,
"Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata
kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia
telah memberikan kepadamu air hidup."
Air
kehidupan terdengar menarik di telinga wanita yang pernah menjadi istri dari lima suami ini, bahkan
sekarang ia dengan kekasihnya yang ke enam. Dia akhirnya mengambil minuman
kehidupan itu dan tidak pernah merasa haus lagi. Wanita ini akhirnya menjadi
salah satu penginjil di awal ke Kristenan, dia memberitahu semua orang yang ia
kenal apa yang Yesus lakukan dalam hidupnya.
Wanita Samaria ini mengajarkan kita bahwa tidak peduli sekering apapun jiwa
kita, kasih Yesus bisa membuat sesuatu yang mengejutkan dan memuaskan semua
dahaga kita.
Maria Magdalena, Wanita Dengan Cinta Yang
Besar (Matius 27:55-56, Markus 14:40-41, Matius 28:1-9, Yohanes 20:18)
Maria Magdalena, nama ini di identifikasi oleh
para teolog sebagai wanita tuna susila. Sekalipun demikian, apapun faktanya,
Maria Magdalena adalah sekutu Yesus yang paling kuat. Tentunya, Yesus
sebelumnya harus mengusir tujuh setan keluar darinya, atau setidaknya
menyembuhkan penyakit yang tidak pernah diungkapkan detilnya, tetapi perempuan
yang penuh syukur ini muncul menjadi pemimpin murid-murid perempuan dan
menawarkan Yesus dukungan keuangan.
Keempat
injil mengutip bahwa Maria mengikut Yesus hingga akhir hidup-Nya, bahkan ketika
para murid laki-laki tercerai berai. Dialah yang cukup berani datang ke makam
yang dijaga prajurit, dan berbincang dengan malaikat. Dan dia juga yang pertama
kali bertemu dengan Yesus yang telah bangkit. Dia menjadi rasul dari para
rasul, saat dia berlari, dan memberitakan pada para pria itu kabar baik,
"Aku telah melihat Tuhan." Dengan Maria sebagai teladan hidup kita,
kita bisa mengejar hasrat kita dengan segenap kekuatan kita, tanpa takut,
apapun tantangannya.
Source: Berbagai sumber