Rabu, 15 Mei 2013

Incredible Women in the Bible (Wanita-wanita Hebat dalam Alkitab) Part 1























Peran wanita dalam kehidupan ini sudah ada sejak awal kehidupan. Meski sebagai wanita sering di anggap lebih rendah kedudukannya, namun seperti Kartini, mereka tidak berhenti berkarya dengan tulus. Diantara banyak wanita pembuat sejarah, ada 10 orang wanita dalam Alkitab yang dalam keadaan mereka yang tidak sempurna, lemah dan tidak berdaya namun mengijinkan Tuhan berkarya dalam hidup mereka dan pada akhirnya mereka menjadi pribadi yang menginspirasi dan berpengaruh. Mari kita lihat bersama hidup mereka dan belajar dari mereka.

Hawa, Ibu Semua Manusia (Kejadian 3)
Tuhan menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam dan memberikan dia kuasa yang sama : memilih apa yang baik dan buruk. Di awal cerita penciptaan kita bisa lihat pribadi Hawa yang sangat independent, dan sangat terhubung dengan dunia di sekitarnya. Dia menjelajahi taman Eden, berbincang dengan ular, membuat keputusan atas buah terlarang, dan dengan ringan membagi pengalamannya dengan Adam.

Kisah Hawa mengingatkan kita para wanita bahwa kita bisa secara bersamaan menjadi kreatif dan juga merusak. Hawa mengajarkan kita untuk hati-hati dalam membuat pilihan, karena setiap pilihan memiliki konsekuensinya masing-masing. Apabila pilihan tersebut tidak selaras dengan perintah Tuhan maka kita harus bersiap menghadapi konsekuensinya. Maka sebelum membuat keputusan, kita wajib mencari tahu kehendak Tuhan karena tidak setiap hal yang kita inginkan atau kita pandang baik adalah baik di mata Tuhan. Setelah kita menemukan kehendakNya, mari untuk selalu belajar taat meski hal tersebut tidak mudah untuk kita jalani.


Hagar, Orang Asing Yang Diterima Tuhan (Kejadian 16:1-16; 21:1-21)
Setelah Tuhan berjanji kepada Abram akan menjadikannya bangsa yang besar, Sarai yang tidak juga mengandung memberikan kepadanya Hagar. Hati-hatilah dengan apa yang Anda minta. Begitu Hagar hamil, Sarai menyesali apa yang ia lakukan dan menganiaya Hagar. Agar akhirnya Hagar di usir ke padang gurun, budak, yang namanya berarti “orang asing” menerima sebuah pesan yang menenangkannya, “Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu.” Hagar kembali kepada nyonyanya yang penganiaya dengan sebuah janji bahwa keturunan anaknya akan tidak terhitung.

Setelah merenungkan kisah Hagar maka kita dapat belajar bahwa jika kita tidak mendapatkan hak kita, dihina dan putus asa, dengarkanlah suara malaikat. Kita bisa mendengarkannya hanya dengan sebuah seruan doa. Jangan pernah meremehkan doa, karena doa bagai sebuah nafas umat Allah, apalagi bagi yang teraniaya.


Rahab, Wanita Tuna Susila  Berhati Emas (Yosua 2:1-24)
Rahab, wanita yang dipandang rendah oleh masyarakatnya ini menyembunyikan dua mata-mata yang dikirim oleh Yosua, dan membantu mereka melarikan diri. Begitu melihat mereka, Rahab tahu bahwa ada sebuah kesempatan baginya untuk selamat waktu itu. “Maka sekarang, bersumpahlah kiranya demi TUHAN, bahwa karena aku telah berlaku ramah terhadapmu, kamu juga akan berlaku ramah terhadap kaum keluargaku; dan berikanlah kepadaku suatu tanda yang dapat dipercaya, bahwa kamu akan membiarkan hidup ayah dan ibuku, saudara-saudaraku yang laki-laki dan yang perempuan dan semua orang-orang mereka dan bahwa kamu akan menyelamatkan nyawa kami dari maut.” (Ayat 12-13).
Mungkin tindakannya terlihat manipulatif dengan bagaimana ia menolong para mata-mata itu untuk menyelamatkan dirinya dan keluarganya. Tetapi Rahab mengenali ada rencana Ilahi melalui hal itu. Sikap Rahab ini jelas menunjukkan imannya sekalipun dia bukan dari umat pilihan. Sehingga karena imannya dia diselamatkan dan terhitung diantara orang-orang benar. Selain itu dari kehidupan Rahab kita juga bisa belajar untuk melihat setiap kesempatan berbuat baik adalah kesempatan untuk menyelamatkan diri kita sendiri dan bahkan keluarga kita. Jadi jangan lewatkan setiap kesempatan berbuat baik yang menghampiri Anda.


Debora, Putri Ksatria (Hakim-hakim 4 & 5)
Saat itu, Debora menjadi hakim atas Israel dengan duduk di bawah pohon Palem. Seorang wanita yang memerintah Israel. Setelah 20 tahun di tindas, dia memanggil jendral militer Balak untuk membawa 10.000 prajurit dan menyerang Sisera di Gunung Tabor. Tapi Barak menjawab, “Jika engkau turut maju akupun maju.” Debora setuju, tapi ia memberi tahu Balak bahwa dia tidak akan mendapatkan kemuliaan atas perang itu jika dirinya ikut pergi. “Sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan,” nubuatan ini selain bicara tentang kemenangan yang akan dia menangkan juga menyatakan secara langsung bahwa Sisera akan mati ditangan seorang perempuan
Debora mengajarkan bagaimana seorang wanita harus bertindak bijaksana sekalipun ia menjadi seorang pemimpin karena bagaimanapun natur kepemimpinan ada pada laki-laki dan Debora menghargai itu sehingga meski Debora adalah seorang hakim, dia dengan rendah hati mendelegasikan tugas. Ketika seorang pria dalam hal ini Barak tidak berani mengambil tanggung jawab tersebut, Debora tidak melepas tanggung jawabnya sebagai hakim yang saat itu memang merupakan pemimpin dalam umat pilihan. Debora adalah wanita yang berani, dan tegas dalam kepemimpinannya, tapi di sisi lain dia menyadari dirinya wanita yang tetap harus menghargai bahwa bagaimanapun natur kepemimpinan yang memang dianugerahkan Allah kepada kaum pria. Namun iman kepada Allah yang memampukan dia untuk tetap maju memimpin walaupun dirinya seorang wanita, karena dengan rendah hati dia mau dipimpin oleh Allah sebagai Pemimpin tertinggi, Raja segala raja, maka apa yang perlu ditakutkan, apakah yang dapat dilakukan manusia jika Allah sendiri yang bertindak.


Yael, Wanita Biasa Berhati Singa (Hakim-hakim 4:17-24; 5:6,24)
Ketika pasukan Sisera terdesak, dengan terhuyung-huyung dia bersembunyi di perkemahan Yael, isteri Heber, orang Keni. Sisera tidak menduga sama sekali bahwa wanita itu loyal terhadap Israel. Yael menerima Sisera di kemahnya, memberi susu saat ia meminta air, dan menghibur dia hingga tidur. Kemudian Yael yang bertubuh kecil itu membunuh Sisera dalam tidurnya dan memenuhi nubuatan Debora.
Cerita Yael membuat kita tahu bahwa kadang-kadang seorang perempuan harus melakukan hal yang sangat luar biasa, dengan apa yang ada padanya. Tangan Yael mungkin penuh darah karena hal itu, tapi atas tindakannya yang berani itu Israel mengalami keamanan selama 40 tahun kemudian dan nubutan Debora tergenapi. Kita uga belajar bahwa Allah bisa memakai siapapun untuk menggenapi setiap rencanaNya. Bukan karena kita menadi  berjasa namun kita harus mensyukuri jika kita yang lemah dan tidak layak ini  bisa dipakai Allah untuk menjadi bagian dalam mata rantai suatu rantai rencana Allah yang besar.   (Bersambung..)

Source: Berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar