Virus Polio |
v
Poliomyelitis
atau yang lebih dikenal sebagai polio, adalah penyakit menular yang disebabkan
virus polio, dan menimbulkan gejala utama berupa kelumpuhan (paralisis).
v
Penyakit ini
menular melalui kontak antar manusia. Kontak dapat melalui penularan dari feses
orang terinfeksi yang mengkontaminasi makanan dan minuman, untuk kemudian masuk
ke mulut calon penderita. Setelah seseorang terkena
infeksi polio, virus akan keluar bersama feses selama beberapa minggu dan saat
itulah dapat terjadi penularan virus. Kontak lain bisa juga langsung dari mulut
ke mulut, namun hal ini sangat jarang terjadi.
v
Setelah masuk ke
mulut, virus ini masuk ke saluran cerna dan menimbulkan infeksi di sana . Tidak berhenti
sampai di sini, virus dapat menembus pembuluh darah usus, untuk memasuki aliran
darah menuju ke sistem saraf pusat. Di sana
virus menginvasi sel-sel saraf, menimbulkan kerusakan yang awalnya hanya berupa
kelemahan otot dan jika parah dapat berlanjut menjadi kelumpuhan.
v
Gejala yang
jelas ini muncul dalam 3 bentuk yang berbeda, yakni :
Ø
Bentuk
yang ringan disebut juga abortive polio.
Pada bentuk ini, polio tidak menunjukkan gejala kelumpuhan. Penyakit ini hanya menimbulkan gejala ringan berupa demam, sakit kepala, mual, muntah, dan nyeri perut. Gejala ini jarang parah, dan bertahan tidak lebih dari tiga hari. Pada bentuk ini, penyakit polio akan sembuh spontan dan pulih sepenuhnya.
Pada bentuk ini, polio tidak menunjukkan gejala kelumpuhan. Penyakit ini hanya menimbulkan gejala ringan berupa demam, sakit kepala, mual, muntah, dan nyeri perut. Gejala ini jarang parah, dan bertahan tidak lebih dari tiga hari. Pada bentuk ini, penyakit polio akan sembuh spontan dan pulih sepenuhnya.
Ø
Non
paralitik polio
Pada keadaan ini, gejala berjalan lebih serius, bertahan selama 1-2 minggu. Timbul demam, sakit kepala, muntah, dan diare. Pada otot mulai tampak gejala, seperti kekakuan, kete-gangan, dan nyeri otot. Terkadang bentuk ini berjalan lebih serius hingga gejala yang mirip radang selaput otak, seperti timbulnya sensitivitas terhadap cahaya dan kaku leher/kuduk.
Pada keadaan ini, gejala berjalan lebih serius, bertahan selama 1-2 minggu. Timbul demam, sakit kepala, muntah, dan diare. Pada otot mulai tampak gejala, seperti kekakuan, kete-gangan, dan nyeri otot. Terkadang bentuk ini berjalan lebih serius hingga gejala yang mirip radang selaput otak, seperti timbulnya sensitivitas terhadap cahaya dan kaku leher/kuduk.
Ø
Paralitik
polio
Bentuk inilah bentuk polio yang sering disebutkan. Sebenarnya persentase terjadinya sangat kecil dibanding seluruh infeksi polio, yakni 0,1-2 persen kasus.
Bentuk inilah bentuk polio yang sering disebutkan. Sebenarnya persentase terjadinya sangat kecil dibanding seluruh infeksi polio, yakni 0,1-2 persen kasus.
Penderita Polio |
v
Pada penderita
yang tidak memiliki kekebalan (belum divaksin) virus akan menyerang seluruh sel
saraf terutama sel saraf motorik (sel yang mengatur pergerakan otot). Sel saraf
motorik ini tidak punya kemampuan regenerasi hingga jika terinfeksi sifatnya
akan permanen. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan kaki menjadi lemas. Kondisi ini
terjadinya cepat (dalam hitungan jam), disebut acute flaccid paralysis
(AFP).
v
Pada keadaan
yang sangat parah, batang otak dapat ikut terserang. Di batang otak terdapat
saraf motorik yang mengatur berbagai fungsi vital kehidupan manusia, terutama
fungsi pernafasan. Jika batang otak terserang penderita dapat mengalami gagal dalam bernafas sehingga akan mengancam
nyawanya.
Dari mulai terinfeksi hingga lumpuh ada beberapa tahap yang terjadi, terbagi dalam 3 stadium:
Dari mulai terinfeksi hingga lumpuh ada beberapa tahap yang terjadi, terbagi dalam 3 stadium:
Ø
Masa
Inkubasi.
Masa ini dimulai saat virus sudah masuk ke tubuh namun belum menunjukkan gejala. Biasanya berlangsung 3-35 hari.
Masa ini dimulai saat virus sudah masuk ke tubuh namun belum menunjukkan gejala. Biasanya berlangsung 3-35 hari.
Ø
Stadium
Akut.
Fase ini berjalan sejak muncul-nya gejala hingga 2 minggu. Ditandai dengan suhu tubuh meningkat, jarang terjadi lebih dari 10 hari, kadang disertai sakit kepala dan muntah. Kelumpuhan terjadi pada seminggu permulaan sakit. Kelumpuhan bersifat asimetris sehingga menimbulkan deformitas (gangguan bentuk tubuh) yang cenderung menetap bahkan lebih berat. Sebagian besar mengenai kaki. Kelumpuhan berjalan bertahap dan memakan waktu 2 hari hingga 2 bulan.
Fase ini berjalan sejak muncul-nya gejala hingga 2 minggu. Ditandai dengan suhu tubuh meningkat, jarang terjadi lebih dari 10 hari, kadang disertai sakit kepala dan muntah. Kelumpuhan terjadi pada seminggu permulaan sakit. Kelumpuhan bersifat asimetris sehingga menimbulkan deformitas (gangguan bentuk tubuh) yang cenderung menetap bahkan lebih berat. Sebagian besar mengenai kaki. Kelumpuhan berjalan bertahap dan memakan waktu 2 hari hingga 2 bulan.
Ø
Stadium
subakut
Dimulai dengan menghi-langnya demam dalam waku 24 jam. Kadang, disertai kekakuan otot dan nyeri otot ringan. Fase ini cukup panjang, selama 2 minggu hingga 2 bulan. Pada fase ini gejala-gejala berat mulai menghilang.
Dimulai dengan menghi-langnya demam dalam waku 24 jam. Kadang, disertai kekakuan otot dan nyeri otot ringan. Fase ini cukup panjang, selama 2 minggu hingga 2 bulan. Pada fase ini gejala-gejala berat mulai menghilang.
Ø
Konvalesens
Ini adalah fase dimana gejala telah hilang namun virus belum sepenuhnya hilang. Berlangsung sangat lama, selama 2 bulan sampai 2 tahun. Mulailah terjadi pemulihan kekuatan otot yang sebelumnya melemah, dimana 50-70 persen kekuatan otot pulih dalam waktu 6-9 bulan. Setelah 2 tahun, tidak akan terjadi lagi pemulihan kekuatan otot.
Ini adalah fase dimana gejala telah hilang namun virus belum sepenuhnya hilang. Berlangsung sangat lama, selama 2 bulan sampai 2 tahun. Mulailah terjadi pemulihan kekuatan otot yang sebelumnya melemah, dimana 50-70 persen kekuatan otot pulih dalam waktu 6-9 bulan. Setelah 2 tahun, tidak akan terjadi lagi pemulihan kekuatan otot.
v
Kecacatan yang timbul adalah aki berbentuk huruf
"X" atau "O". Bentuk ini tidak hilang, karena terjadi saat
masa pertumbuhan, sehingga kecacatan akan menetap dan terjadi gangguan
pertumbuhan tulang.
v
Polio tidak bisa
diobati. Jika terkena jenis yang paralitik, sekali terjadi deformitas, maka
akan menetap selamanya dan menjadin cacat. Pengobatan hanya untuk meredakan
gejala. Kenyataan akan sangat berbeda jika kita sudah diimunisasi. Sekali
divaksinasi, tubuh manusia akan menghasilkan antibodi terhadap virus, sebagai
proteksi seumur hidup.
v
Pemahaman
masyarakat yang baik terhadap waktu pelaksanan ini, akan mengahsilkan kesadaran
berimunisasi yang diharapkan. Setiap ibu harus acuh untuk mendapatkan imunisasi
polio ketika anaknya lahir. Kemudian melakukan peman-tauan hingga usia 15 tahun
untuk melengkapi semua imunisasi.
v
Imunisasi yang
dianjurkan adalah 4 kali. Pertama kali diberikan saat lahir, kemudian pada usia
2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan terakhir 18 bulan. Pada usia 5 dan 15 tahun,
dianjurkan untuk melakukan pengulangan imuni-sasi agar memperkuat imunitas
tubuh.
v
Kesehatan adalah
hak setiap manusia. Untuk mendapatkan hak terkadang kita harus berjuang. Bentuk
perjuangan terkini menghadapi polio adalah dengan membawa anak untuk
diimunisasi, saat anak sedang sehat, dengan jadwal yang teratur. Tanpa
imunisasi, mungkin sebagian besar anak dapat tumbuh sehat tanpa polio. Namun
sekali terinfeksi, sungguh ironis akibatnya. Anak akan menjadi cacat dan
menjadi tanggungan malu bagi dirinya seumur hidup.
Source : Berbagai Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar